Nusantaratv.com-Anggota DPR RI dari Partai Nasdem, Rachmat Gobel, mendukung Soeharto untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional.
"Setiap orang pasti punya kelemahan dan kekurangan, namun kontribusi Pak Harto sangat besar bagi bangsa dan negara ini," katanya, Sabtu, 8 November 2025.
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Gorontalo tersebut mengatakan ada banyak jasa Soeharto. Pertama, berperang melawan kolonialisme Belanda di masa revolusi. Peristiwa Serangan Oemoem 1 Maret 1949 adalah puncak prestasinya di masa itu.
"Memang di situ ada banyak peran dari sejumlah tokoh seperti Sri Sultan Hamengku Buwono IX maupun Jenderal Nasution, bahkan Panglima Soedirman, tapi fakta yang tak bisa dibantah adalah Pak Harto yang menjadi komandannya," katanya.
Kedua, Pak Harto berhasil menyelamatkan Indonesia dari tragedi 1965.
"Memang di sini banyak kontroversi, namun ujungnya Indonesia selamat dari krisis politik dan ekonimi yang berpotensi mengancam Indonesia dari bahaya perpecahan serta sekaligus mengembalikan Indobesia dari ambiguitas dalam masalah sistem politik dan ideologi Pancasila," katanya.
Ketiga, suka tidak suka Pak Harto adalah Bapak Pembangunan. Melalui Trilogi Pembangunan, yaitu stabilitas, pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan ekonomi, Pak Harto berhasil membangun Indonesia di segala bidang dengan keseimbangan anggaran maupun prioritas sektor yang terjaga dengan baik.
"Kita semua merasakan jasa beliau. Para pakar ekonomi bisa mencatat di semua indikator ekonomi, semua yang dilakukan Pak Harto sangat tepat," katanya.
Keempat, Pak Harto berhasil membangun sektor pertanian dan pangan. Karena itu FAO memberikan penghargaan kepada Pak Harto, dari importer beras terbesar menjadi swasembada. Bahkan hal itu juga terjadi di komoditas non beras, sehingga kita mengenal istilah sembako.
"Masalah harga cabai dan kol pun tiap hari dipantau agar rakyat tidak kekurangan pangan. Pencetakan sawah, irigasi, bendungan, dan waduk dibangun di mana-mana. Pupuk disubsidi, bibit dijamin, alsintan pun dibagikan. Pabrik pupuk didirikan. Hingga kini kita masih menikmati karyanya," katanya.

Presiden kedua RI Soeharto/ist
Kelima, Pak Harto berhasil memberantas buta huruf dan membangun sektor pendidikan.
"Mungkin yang terbaik di dunia. SD Inpres didirikan di tiap desa, SMP di tiap kecamatan, SMA di tiap kabupaten. Universitas-universitas juga dibangun. Yang meneliti SD Inpresnya saja bisa dapat Nobel. Masa yang bikinnya jadi pahlawan nasional saja tidak boleh," katanya.
Keenam, Pak Harto berhasil melaksanakan program transmigrasi dengan sangat baik.
"Ini bukan sekadar memindahkan penduduk dan mengurangi kemiskinan, tapi juga membangun pusat-pusat pertumbuhan dan pusat-pusat food estate. Jika sekarang ada istilah baru food estate, maka praktik food estate yang terbaik justru dilakukan Pak Harto. Mungkin di Jawa tak begitu merasakannya, tapi silakan cek di luar Jawa. Kawasan transmigrasi adalah pemasok pangan di seluruh Indonesia," katanya.
Ketujuh, Pak Harto berhasil membangun kesehatan, yaitu dengan mendirikan Puskesmas di tiap kecamatan, Puskesmas Pembantu di wilayah remote, dan Posyandu di tiap RT.
"Dengan demikian layanan kesehatan dan kualitas hidup menjadi lebih baik," katanya.
Kedelapan, Pak Harto berhasil mengendalikan jumlah penduduk melalui program Keluarga Berencana dan slogan Dua Anak Cukup.
"Bayangkan jika Indonesia tak mampu mengendalikan penduduk, akan seperti apa Indonesia. Ini bukan soal programnya, tapi beliau berhasil menjadikan ini sebagai bagian dari budaya dan gaya hidup, menjadi nilai-nilai yang melekat. Ini yang luar biasa," katanya.
Kesembilan, Pak Harto berhasil menjadikan Pancasila dan UUD 1945 menjadi pandangan hidup dan pedoman hidup bangsa Indonesia.
"Jadi bukan sekadar menjadi dasar negara dan ideologi bangsa, tapi juga menjadi bagian dari keseharian seluruh rakyat Indonesia. Ini jasa yang sangat besar," katanya.
Kesepuluh, Pak Harto berhasil menerapkan prinsip meritokrasi dengan baik dalam rekrutmen pejabat negara.
"Hingga kini kita selalu mengenang bahwa menteri-menteri terbaik adalah menteri di masa Pak Harto. Demikian pula dalam rekrutmen bupati, walikota, gubernur, kepala polisi, dan seterusnya. Kita harus akui itu," katanya.
"Mari kita biasakan melihat sisi positif dari setiap pemimpin kita, sehingga kita memperoleh sintesis yang baik. Jangan terus menerus melakukan dekonstruksi terhadap yang sudah lalu, sehingga kita akan terjebak di kubangan yang sama dan tak beranjak ke mana-mana. Jika kita terus menegasi kebaikan masa lalu maka kita akan selalu memulai fase dari awal lagi. Ini yang membuat Indonesia menjadi susah maju," kata Gobel.




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh