Eropa Rancang Strategi Hadapi Mobil Murah China, Lirik Konsep Kei Car

Nusantaratv.com - 16 September 2025

Ilustrasi. Eropa hadapi ancaman mobil murah China dengan melirik konsep Kei Car. (Foto: Istimewa via Drive)
Ilustrasi. Eropa hadapi ancaman mobil murah China dengan melirik konsep Kei Car. (Foto: Istimewa via Drive)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Uni Eropa (UE) tengah mempertimbangkan strategi baru untuk menghadapi gempuran mobil murah buatan China, dengan melirik konsep mobil mungil ala Jepang yang dikenal sebagai "Kei Car" sebagai inspirasi.

Melansir Drive, Selasa (16/9/2025), Presiden Uni Eropa, Ursula von der Leyen, dalam pidato kenegaraannya menegaskan pentingnya industri otomotif sebagai "tulang punggung ekonomi dan industri Eropa". 

Dia menyatakan, negara-negara anggota akan bekerja sama menghidupkan kembali produksi mobil kecil yang terjangkau buatan lokal.

"Banyak warga Eropa ingin memiliki mobil yang dibuat di Eropa dengan harga yang masuk akal," ujar Von der Leyen.

"Kita perlu berinvestasi pada kendaraan kecil dan terjangkau, tidak hanya untuk pasar domestik, tapi juga untuk menjawab lonjakan permintaan global," sambungnya.

Von der Leyen mengumumkan rencana peluncuran inisiatif baru bertajuk "Mobil Kecil dan Terjangkau", yang akan dikembangkan bersama pelaku industri otomotif.

Menurut laporan Autocar, sejumlah produsen besar seperti Renault dan Stellantis mulai menaruh perhatian pada konsep mobil Kei dari Jepang sebagai model potensial untuk mobil mungil versi Eropa. 

Meski nantinya akan disesuaikan dengan regulasi keselamatan setempat, pendekatan ini dinilai relevan.

Di Jepang, mobil Kei memiliki dimensi ringkas, yakni panjang di bawah 3.400 mm, lebar 1480 mm, dan tinggi 2000 mm, serta mesin berkapasitas maksimal 660 cc.

Kendaraan ini dinilai efisien, murah, dan cocok untuk penggunaan di kota yang terkenal padat. Mobil jenis ini bahkan menyumbang hampir 40% dari total penjualan mobil di Jepang pada tahun lalu.

Uni Eropa menilai jika model serupa, namun dikembangkan dengan teknologi dan standar Eropa, bisa menjadi solusi untuk melindungi pasar domestik dari dominasi produk luar, khususnya dari China yang menawarkan kendaraan listrik murah dan mengancam produsen otomotif mapan.

"Saya yakin Eropa harus punya versi mobil listriknya sendiri," tegas Von der Leyen.

Menurutnya, huruf "E" dalam mobil Eropa masa depan bisa mewakili tiga hal, yakni Environmentally-friendly (ramah lingkungan), seperti bersih, efisien, dan ringan.

Kemudian, Economical (ekonomis), yakni terjangkau untuk masyarakat. Dan, European, yaitu dirancang dan dibuat di Eropa dengan rantai pasokan lokal.

"Kita tidak bisa membiarkan pasar kendaraan ini dikuasai oleh China dan negara lain," tambahnya.

Dia juga menegaskan, masa depan industri otomotif Eropa harus berpijak pada elektrifikasi, sejalan dengan target pelarangan mobil bermesin bensin dan diesel pada 2035, meski kebijakan ini masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut.

"Bagaimanapun juga, masa depan otomotif adalah listrik. Dan masa depan itu harus lahir di Eropa," tukas Von der Leyen.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close