Nusantaratv.com-Polemik utang kereta cepat atau Whoosh terus bergulir usai Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan tidak bersedia membayar utang proyek tersebut yang nilainya mencapai sekitar USD 7,2 miliar atau setara Rp 116 triliun. Angka tersebut termasuk pembengkakan biaya atau cost overrun dari rencana awal yang hanya sekitar USD 6,07 miliar.
Purbaya ogah membayar utang Whoosh karena proyek ini merupakan kerja sama Bussiness to Bussiness antara lembaga bisnis di Indonesia dengan lembaga bisnis di China. Jadi tidak tepat kalau pembayaran utangnya menggunakan APBN.
Menurut Analis Kebijakan Publik Agus Pambagio, Presdien Prabowo Subianto harus segera turun tangan dan memanggil para petinggi Danantara dan Menteri Keuangan untuk menemukan cara menyelesaikan utang Whoosh.
"Kalau kita APBN berarti ada ada pos-pos pembangunan dari buat masyarakat hilang kan. Nah, kalau di Danantara kan dia sudah punya semua apa jual aset atau apa," kata Agus Pambagaio saat menjadi narasumber dalam Dilaog NTV Prime di Nusantara TV.
Selain itu, kata Agus, perlu juga memanggil Presdien ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) dan mantan Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan untuk membahas bagaimana proses perundingan proyek kereta cepat dengan pihak China.
"Panggil juga Pak Jokowi dengan Pak Luhut untuk membahas bagaimana ini. Proses waktu itu yang melakukan perundingan Pak Luhut dan tim. Nah, jadi dibahas baik-baiklah ini seperti apa supaya tidak mengurangi jatah masyarakat APBN-nya karena masyarakat bayar pajak," tuturnya.
Agus menyebut permasalahan terkait Whoosh bukan hanya soal utang tetapi juga biaya operasional yang tinggi.
"Saya dengar PHP frekuensinya yang di miliki Telkomsel Rp1,3 T juga belum dibayar loh ke pemerintah. Nah, itu bagaimana? Operasional listriknya sekali jalan Rp9,5 juta bolak-balik kan sudah hampir Rp20 juta. Berapa kali sehari? Berapa kali sebulan itu biaya operasinya berapa gajinya? kan harus dihitung ulang semua. Itu yang harus dilakukan. Ini emergency," bebernya.
"Kalau menurut saya mau tidak mau presiden harus turun tangan lalu panggil semua ini bagaimana dan putuskan," imbuhnya.
Agus mengaku sudah pernah menanyakan langsung kepada Jokowi soal siapa yang memiliki ide proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Jokowi menegaskan proyek Whoosh adalah idenya sendiri. Dengan alasan untuk menjadi bangsa besar Indonesia harus memiliki transportasi dengan teknologi tinggi.
"Ketika itu saya dan Pak Jonan sudah mengingatkan kalau proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini tidak visible," pungkasnya.