Nusantaratv.com - Setelah menyelesaikan wukuf di Arafah, ratusan ribu jemaah haji Indonesia mulai bergerak menuju Muzdalifah.
Proses pemberangkatan dimulai sejak pukul 19.00 Waktu Arab Saudi (WAS), dan sekitar pukul 19.30 WAS, jemaah mulai terlihat memadati area Muzdalifah.
Di lokasi tersebut, jemaah haji Indonesia ditempatkan di area-area yang telah dibagi berdasarkan markas sesuai syarikah masing-masing.
Setibanya di markas, jemaah langsung diarahkan oleh petugas untuk melaksanakan salat Magrib yang dijamak dengan salat Isya.
Di Muzdalifah, jemaah menjalani ibadah mabit (bermalam) hingga melewati tengah malam sebelum melanjutkan perjalanan ke Mina untuk melaksanakan lempar jumrah dan mabit berikutnya.
Selama mabit, jemaah dianjurkan memperbanyak zikir dan doa di hamparan tanah yang dikenal sebagai Masy'aril Haram ini.
Jemaah tetap berada dalam keadaan ihram, dan diingatkan agar menjaga larangan-larangan ihram hingga selesai melontar jumrah aqabah dan melakukan tahallul awal.
Setelah tahallul awal, semua larangan ihram dinyatakan gugur kecuali berhubungan suami istri.
Di sela waktu di Muzdalifah, jemaah juga mengumpulkan kerikil yang akan digunakan untuk prosesi melontar jumrah di Jamarat, Mina. Jika belum sempat mengumpulkan, kerikil dapat diperoleh dari syarikah.
Salah satu jemaah, Adinda dari Kloter 11 Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG 11), tiba di Muzdalifah sekitar pukul 20.30 WAS.
Di usia mudanya yang baru 24 tahun, Dinda dengan semangat mendampingi sang ibunda, Siti Aminah, dalam menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji.
"Alhamdulillah bisa mendampingi ibu dengan senang selama Armuzna," ucapnya penuh rasa syukur.
Sekitar 60 Ribu Jemaah Jalani Murur
Sementara itu, sekitar 60 ribu jemaah haji Indonesia mengikuti skema murur, mekanisme khusus yang diperuntukkan bagi jemaah lanjut usia, penyandang disabilitas, serta mereka yang masuk kategori risiko tinggi.
Melalui murur, jemaah tidak perlu turun dari bus di Muzdalifah, melainkan hanya berhenti sejenak sebelum langsung melanjutkan perjalanan ke Mina untuk melaksanakan mabit dan lontar jumrah.
Jalur bus untuk jemaah murur ini berbeda dari jalur bus yang mengangkut jemaah reguler yang mabit di Muzdalifah, guna memastikan kenyamanan dan efisiensi dalam pelaksanaan ibadah.