Rupiah Menguat ke Rp16.701 di tengah Sentimen RUU Redenominasi

Nusantaratv.com - 06 November 2025

Mata uang Rupiah dan Dolar AS/ist
Mata uang Rupiah dan Dolar AS/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis (6/11/2025) sore ditutup menguat 16 poin atau 0,10 persen ke level Rp16.701.

Penguatan ini terjadi di tengah rencana pemerintah membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Redenominasi Rupiah serta meningkatnya ketidakpastian di pasar global akibat kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS).

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.700-Rp16.750," kata pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi di Jakarta, dilansir dari Antara.

Dari sisi domestik, penguatan rupiah turut dipengaruhi oleh sentimen positif terkait rencana pemerintah membahas RUU tentang Perubahan Harga Rupiah atau Redenominasi Rupiah yang masuk dalam empat kerangka regulasi Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.70/2025 tentang Rencana Strategis Kemenkeu 2025-2029.

Kementerian Keuangan menargetkan pembahasan RUU tersebut dapat rampung pada tahun 2026, dengan tujuan memperkuat stabilitas dan kredibilitas rupiah.

Menurut Ibrahim, rencana redenominasi sebenarnya bukan hal baru. Pemerintah sebelumnya telah memuat isu tersebut dalam PMK No.77/PMK.01/2020.

Gagasan utamanya adalah menyederhanakan nilai nominal rupiah dengan mengurangi tiga angka nol di belakang misalnya Rp1.000 menjadi Rp1.

Sementara, dari sisi eksternal, pergerakan rupiah masih dibayangi penguatan dolar AS. Hal ini terjadi setelah Ketua The Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa pemangkasan suku bunga pada Desember belum pasti dilakukan.

"Data ekonomi swasta yang kuat juga menopang dolar, karena data ketenagakerjaan nonpertanian ADP menunjukkan angka yang lebih tinggi dari perkiraan untuk bulan Oktober, menandakan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap kuat. Data indeks manajer pembelian juga menunjukkan aktivitas bisnis AS tetap kuat," kata Ibrahim.

Selain itu, penutupan pemerintahan AS yang memasuki hari ke-36 turut menambah ketidakpastian pasar global.

Departemen Perhubungan AS bahkan berencana memangkas hingga 10 persen penerbangan di 40 bandara besar karena kekurangan pengendali lalu lintas udara, yang memperburuk kekacauan logistik dan transportasi.

"Sekitar 13.000 pengontrol lalu lintas udara dan 50.000 agen keamanan transportasi telah bekerja tanpa bayaran akibat penutupan tersebut. Puluhan ribu penerbangan tertunda sejak penutupan dimulai, sementara kekurangan staf TSA juga menyebabkan kepadatan di bandara-bandara besar," terangnya.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close