Nusantaratv.com - Pemerintah Rusia diduga berada di balik pelanggaran data yang menargetkan sistem pengajuan perkara pengadilan federal Amerika Serikat (AS) yang dikenal sebagai PACER, demikian dilaporkan The New York Times, seperti dikutip dari TechCrunch, Kamis (14/8/2025).
Mengutip sumber anonim, laporan tersebut menyatakan Rusia "setidaknya sebagian bertanggung jawab' atas serangan siber ini, meski tidak dijelaskan secara rinci lembaga mana dari pemerintah Rusia yang terlibat.
Para peretas dilaporkan menargetkan kasus-kasus kriminal tingkat menengah di wilayah Kota New York dan sejumlah yurisdiksi lain. Beberapa perkara yang disasar disebut melibatkan individu dengan nama belakang khas Rusia dan Eropa Timur.
Pekan lalu, Politico juga melaporkan para peretas berhasil menembus sistem pengajuan elektronik peradilan federal, yang kemungkinan membuka akses terhadap identitas informan rahasia, data yang sebelumnya disunting atau tidak tersedia untuk publik, yang bisa membahayakan keselamatan mereka akibat potensi pembalasan dari pihak kriminal.
Menurut laporan tersebut, data yang dicuri mencakup berkas pidana dan dakwaan yang disegel, surat perintah penangkapan, serta dokumen lain yang belum dipublikasikan atau mungkin tidak pernah dimasukkan ke dalam arsip publik.
Kantor Administratif Pengadilan AS, lembaga yang bertanggung jawab atas sistem peradilan federal, mengonfirmasi adanya insiden siber ini dalam pernyataan resmi pada 7 Agustus.
The New York Times juga mengutip memo internal dari administrator sistem peradilan yang dikirim ke pejabat Departemen Kehakiman, panitera, dan ketua hakim, yang menyebutkan, "aktor ancaman siber yang gigih dan canggih telah berhasil mengakses catatan yang disegel".
Memo tersebut menegaskan jika hal ini merupakan "MASALAH MENDESAK" yang membutuhkan respons segera. Serangan ini bukan kali pertama Rusia dituding menyasar sistem pengadilan federal AS.
Pada 2020, peretasan besar-besaran terhadap perangkat lunak SolarWinds, yang digunakan oleh berbagai instansi pemerintah dan perusahaan teknologi besar, memungkinkan peretas yang berafiliasi dengan pemerintah Rusia menyusup ke dalam jaringan korban melalui pembaruan perangkat lunak yang disusupi malware.
Serangan terhadap SolarWinds saat itu turut memengaruhi beberapa lembaga pemerintah, termasuk sistem PACER, yang berakibat pada pencurian sejumlah dokumen pengadilan yang disegel.
Dalam pernyataan pada 7 Agustus, pihak pengadilan AS menyebutkan mereka kini tengah meningkatkan sistem keamanan, memblokir potensi serangan lanjutan, dan memperkuat koordinasi dengan pengadilan di berbagai wilayah guna meminimalkan dampak terhadap para pihak yang terlibat dalam proses hukum.