Waspada! Kurang Tidur Bisa Picu Perilaku Melukai Diri pada Remaja

Nusantaratv.com - 23 Agustus 2025

Ilustrasi. Studi mengungkapkan kurang tidur pada remaja berkaitan erat dengan peningkatan risiko perilaku melukai diri sendiri. (Foto: Istimewa via Sharecare)
Ilustrasi. Studi mengungkapkan kurang tidur pada remaja berkaitan erat dengan peningkatan risiko perilaku melukai diri sendiri. (Foto: Istimewa via Sharecare)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Sebuah studi terbaru menunjukkan kurang tidur pada remaja berkaitan erat dengan peningkatan risiko perilaku melukai diri sendiri.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry ini menemukan remaja berusia 14 tahun yang mengalami gangguan tidur, seperti tidur terlalu larut, durasi tidur yang pendek, serta sering terbangun di malam hari, memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk secara sengaja menyakiti diri. 

Temuan ini juga tetap konsisten hingga mereka menginjak usia 17 tahun.

"Meski kaitannya memprihatinkan, kabar baiknya adalah tidur merupakan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Artinya, kita memiliki peluang untuk melakukan intervensi," ujar Michaela Pawley, kandidat doktoral psikologi dari University of Warwick, yang memimpin studi tersebut, seperti dikutip dari United Press International (UPI), Sabtu (23/8/2025).

Dalam latar belakang penelitian, disebutkan sekitar 70% remaja mengalami kurang tidur. Di saat yang sama, prevalensi perilaku menyakiti diri di kalangan anak muda juga terus meningkat.

Untuk menyelidiki hubungan antara dua masalah ini, tim peneliti menganalisis data dari lebih dari 10.000 remaja berusia 14 tahun yang tergabung dalam studi jangka panjang di Inggris, mencakup anak-anak yang lahir antara tahun 2000 hingga 2002. 

Mereka diminta melaporkan pola tidur mereka dan apakah mereka pernah melakukan tindakan menyakiti diri.

Pawley mengungkapkan kualitas tidur yang buruk pada usia 14 tahun, termasuk waktu tidur yang terlalu malam, kesulitan tidur, serta tidur yang tidak nyenyak, berkorelasi dengan perilaku menyakiti diri, baik saat itu maupun tiga tahun kemudian.

"Kami menemukan bahwa tidur yang lebih pendek di hari sekolah, waktu yang lebih lama untuk tertidur, dan lebih sering terbangun di malam hari pada usia 14 tahun dikaitkan dengan perilaku melukai diri sendiri secara bersamaan dan tiga tahun kemudian pada usia 17 tahun," kata Pawley.

Yang menarik, kaitan ini tetap kuat meskipun telah disesuaikan dengan berbagai faktor lain seperti usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, harga diri, dan gejala depresi.

Menurut para peneliti, kurang tidur bisa melemahkan kemampuan remaja dalam mengontrol impuls dan mengambil keputusan secara bijak. 

Hal ini juga dapat memperburuk gejala kecemasan atau depresi, serta memperkuat pandangan negatif terhadap hidup mereka.

"Melukai diri adalah salah satu penyebab utama kematian pada remaja dan dewasa muda. Ini adalah isu yang sangat serius," ujar Nicole Tang, peneliti senior sekaligus direktur Sleep and Pain Laboratory di University of Warwick.

Tang menambahkan, tidur yang terganggu sering kali menjadi sinyal awal atau terjadi bersamaan dengan pikiran dan perilaku bunuh diri. 

Oleh karena itu, kualitas tidur dapat menjadi fokus penting dalam upaya pencegahan dan deteksi dini.

Ke depannya, para peneliti berharap studi lanjutan dapat mengeksplorasi apakah terapi perilaku kognitif untuk insomnia bisa berperan dalam mencegah perilaku menyakiti diri pada remaja.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close