Nusantaratv.com - Dulu, nama Tesla nyaris tak tersentuh. Mobil-mobilnya dianggap sebagai simbol kecepatan dan kecanggihan, mengungguli pesaing di pasar kendaraan listrik.
CEO Tesla Elon Musk bahkan dielu-elukan sebagai tokoh jenius yang visioner. Namun kini, angin telah berubah arah. Survei terbaru dari UBS menunjukkan pesona Tesla mulai memudar secara global.
Dilansir dari Carscoops, Senin (2/6/2025), penurunan minat terhadap merek ini terjadi di berbagai belahan dunia, mulai dari China hingga Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Para konsumen di ketiga wilayah tersebut sama-sama menilai daya tarik memiliki Tesla sudah tak sekuat dulu.
Produsen mobil lain pun segera memanfaatkan momentum ini, baik perusahaan mapan seperti BMW maupun pendatang baru seperti Xiaomi.
Secara global, hanya 18 persen konsumen yang menjadikan Tesla sebagai merek pilihan utama pada tahun lalu, turun dari 23 persen pada 2022.
Di AS, penurunan lebih mencolok, yakni dari 38 persen menjadi 29 persen. Di Eropa, angkanya turun dari 20 persen ke 15 persen.
Namun, penurunan paling tajam terjadi di China. Persaingan ketat dari merek lokal dengan harga kompetitif dan fitur teknologi canggih menjadi tantangan besar.
Tesla hanya dipilih oleh 14 persen konsumen sebagai merek utama mereka pada tahun lalu, turun dari 18 persen di 2023.
Baca Juga: Donald Trump Desak Tesla dan Produsen Lain Produksi Mobil dan Suku Cadang Sepenuhnya di AS
Padahal, pada 2020, angka itu masih mencapai 30 persen, menurut data UBS yang dikutip South China Morning Post (SCMP).
"Di China, Tesla tak lagi dianggap sebagai pemimpin dalam hal teknologi," tulis analis UBS.
"Sementara di Eropa, reputasinya kemungkinan terkena dampak dari keterlibatan politik Musk. Kami tetap berhati-hati terhadap saham Tesla secara keseluruhan," lanjutnya.
Pemain Baru Semakin Agresif
Tesla memang pelopor dalam revolusi mobil listrik, tapi kini muncul banyak pesaing baru yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Xiaomi, misalnya, sukses dengan peluncuran mobil SU7-nya, dan model SUV YU7 diperkirakan akan mengikuti jejak yang sama.
Namun, BYD adalah yang paling signifikan dalam menggoyang posisi Tesla, tak hanya di China, tetapi juga di pasar Eropa.
Untuk pertama kalinya, BYD berhasil melampaui penjualan Tesla di Eropa. Data dari Jato Dynamics mencatat pada April lalu, BYD menjual 7.231 kendaraan listrik di benua biru itu.
Yakni lonjakan 169 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sebaliknya, Tesla hanya mencatatkan 7.165 unit, turun 49 persen dibandingkan periode yang sama.
Secara keseluruhan, pasar kendaraan listrik di Eropa tumbuh 28 persen, dengan total 184.300 unit terjual. Pangsa pasar mobil listrik pun naik dari 13 persen menjadi 17 persen.