Nusantaratv.com-Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Kawendra Lukistian mengapresiasi gebrakan Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menarik dana pemerintah senilai Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) untuk kemudian dialirkan melalui perbankan komersial. Langkah ini diambil guna memperkuat likuiditas perbankan, mempercepat penyaluran kredit, sekaligus menggerakkan kembali ekonomi nasional yang sempat melemah.
Kawendra menilai strategi Purbaya bisa menjadi dorongan signifikan bagi dunia usaha, terutama bagi sektor UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat.
“Paten! Mantap juga ini Menkeu kita yang baru! Buat saya ini langkah yang cukup bagus, memindahkan likuiditas BI ke ruang fiskal, sehingga Rp200 triliun dapat langsung mengerek permintaan agregat tanpa nambah beban utang baru,” ujar Kawendra.
Ia menekankan, pendekatan yang digunakan Purbaya mampu memberikan efek berantai bagi pertumbuhan.
“Pak Purbaya pakai strategi crowding-in, penarikan Rp200 triliun di BI biar memacu kredit perbankan, memperbesar multiplier effect buat UMKM dan sektor riil,” tambahnya.
Menurut Kawendra, kebijakan ini juga mencerminkan adanya kerja sama erat antara pemerintah dan bank sentral.
“Hal ini juga menunjukkan upaya memperluas ruang kebijakan pemerintah, memanfaatkan surplus likuiditas bank sentral untuk mempercepat pemulihan dan pertumbuhan. Kita doakan beliau! Semangat Pak Menkeu yang nyentrik! Kita optimis,” ujarnya.
Dalam rapat kerja bersama Komisi XI, Purbaya sendiri menjelaskan bahwa perlambatan ekonomi yang terjadi sejak 2023 hingga awal 2024 tidak hanya dipicu faktor global, tetapi juga akibat kebijakan internal yang membuat dana pemerintah terlalu lama mengendap di BI. Karena itu, menurutnya, tugas utama saat ini adalah menghidupkan kembali dua mesin utama perekonomian: fiskal dan moneter.
Pemerintah tercatat memiliki simpanan sekitar Rp425 triliun di BI yang bersumber dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan Sisa Lebih Pembayaran Anggaran (SiLPA). Dari jumlah tersebut, Rp200 triliun akan segera ditarik untuk ditempatkan di sistem perbankan.
“Saya sekarang punya Rp425 triliun di BI cash. Besok saya taruh Rp200 triliun ke sistem,” kata Purbaya.
Ia juga mengingatkan agar Bank Indonesia tidak kembali menyerap dana itu, sehingga uang dapat benar-benar berputar di masyarakat. Dengan begitu, efeknya bisa langsung dirasakan sektor riil. Menurut Purbaya, kebijakan ini sekaligus menjadi pemicu agar perbankan lebih giat menyalurkan kredit produktif.