Nusantaratv.com – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengajak seluruh organisasi perempuan, termasuk Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Aceh, untuk aktif mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Arifah menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi perempuan agar tidak mudah menjadi korban kekerasan.
“Kami mengajak seluruh organisasi perempuan, termasuk Muslimat NU, untuk bersinergi memberdayakan perempuan sekaligus menyediakan ruang pemenuhan hak anak melalui program Ruang Bersama Indonesia (RBI) berbasis desa,” ujarnya pada acara pelantikan Pengurus Wilayah Muslimat NU Provinsi Aceh periode 2025-2030 di Banda Aceh, Jumat (7/11/2025).
Menteri PPPA juga menekankan edukasi bagi orang tua terkait pola asuh dan pengawasan penggunaan gawai di rumah. Faktor ekonomi, pola asuh, serta paparan media sosial disebutnya sebagai penyebab utama kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Program RBI diharapkan menjadi wadah kolaborasi antara pemerintah daerah, organisasi perempuan, dan masyarakat untuk memperkuat ketahanan keluarga. Survei Nasional 2024 menunjukkan satu dari empat perempuan dan satu dari dua anak pernah mengalami kekerasan, menimbulkan luka dan trauma yang dapat mengganggu masa depan mereka, ujar Arifah.
Ketua PW Muslimat NU Provinsi Aceh, Dahlia, menegaskan komitmen organisasi untuk memperkuat peran perempuan di desa melalui kegiatan pengajian dan pendidikan anak.
“Ibu-ibu di desa adalah ujung tombak ketahanan keluarga. Kami ingin memastikan perempuan Aceh berdaya, anak-anak mendapat pendidikan layak, dan keluarga menjadi lingkungan aman serta harmonis,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Aceh, Mutia Juliana, menegaskan Pemerintah Aceh akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah pusat dan organisasi masyarakat untuk membangun ketahanan keluarga dan menekan angka kekerasan di daerah tersebut.




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh