Xiaomi Bantah Dugaan Kematian Saat Pelatihan Mobil Listrik SU7

Nusantaratv.com - 10 Juni 2025

Xiaomi membantah dugaan kematian akibat pelatihan mobil listrik SU7. (Foto: Istimewa via CarNewsChina)
Xiaomi membantah dugaan kematian akibat pelatihan mobil listrik SU7. (Foto: Istimewa via CarNewsChina)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Xiaomi secara tegas membantah rumor yang menyebutkan adanya insiden fatal dalam program pelatihan mengemudi lanjutan untuk pemilik mobil listrik SU7. 

Perusahaan menyatakan informasi tersebut tidak berdasar dan telah mengambil langkah hukum terhadap pihak yang menyebarkan kabar bohong tersebut.

Dikutip dari CarNewsChina, Selasa (10/6/2025), Li Xiaoshuang, Wakil Presiden Xiaomi, melalui akun Weibo-nya menyebut penyebaran gambar dan narasi palsu terkait pelatihan di Beijing sebagai tindakan yang "sangat jahat". 

Xiaomi mengklaim telah mengamankan bukti dan akan menuntut pertanggungjawaban hukum.

Pernyataan ini turut diperkuat oleh Wang Hua, Manajer Umum Humas Xiaomi, yang menyatakan seluruh informasi terkait telah dihimpun hingga hari sebelumnya.

Kontroversi ini muncul menyusul peluncuran program Pelatihan Mengemudi Lanjutan SU7 pada 6 Juni di Beijing. 

Program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan berkendara dan keselamatan, khususnya bagi pemilik sedan listrik berperforma tinggi SU7.

Pelatihan ini mencakup teori dan praktik di lintasan tertutup, termasuk teknik pengereman darurat dan manuver penghindaran, pelatihan kelincahan dan kontrol dinamis, simulasi traksi rendah dan pemulihan dari selip, serta latihan berkendara sirkuit dengan tekanan waktu.

Instruktur dalam program ini berasal dari kalangan profesional otomotif dengan pengalaman lebih dari satu dekade, termasuk pembalap ternama seperti Xie Xinzhe. 

Untuk pemilik SU7 Ultra, pelatih wajib memiliki lisensi balap internasional Kelas C. Program ini awalnya ditawarkan gratis untuk 10.000 pemilik pertama dan kini dikenakan biaya 1.999 yuan (sekitar Rp4,53 juta), tersedia di kota besar seperti Beijing, Shanghai, dan Guangzhou.

Banyak peserta menilai pelatihan ini mengisi kekosongan dalam edukasi pengemudi konvensional, khususnya dalam menghadapi kondisi darurat. 

Industri otomotif bahkan mulai menyamakan inisiatif Xiaomi ini dengan akademi mengemudi dari merek premium seperti BMW dan Mercedes-AMG, namun dengan harga yang jauh lebih terjangkau, langkah yang dinilai sebagai "demokratisasi performa".

Xiaomi menegaskan semua pelatihan dilakukan di area tertutup yang aman. Perusahaan mengakui kemungkinan insiden kecil dalam latihan intensif, namun menegaskan tidak ada korban jiwa seperti yang dirumorkan.

Untuk ke depan, Xiaomi berencana memperluas program ini serta mengintegrasikannya dengan acara balap merek sebagai bagian dari upaya membangun budaya berkendara yang aman dan berkelas di pasar otomotif China.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close